Jumat, 04 Mei 2018

Cinta Mati Harga Mati


Sampai sekarang, rasa cinta seseorang akan suatu hal belum memiliki tolak ukur. Begitu juga dengan rasa cinta seseorang terhadap negaranya. Apakah seseorang yang mentaati dan nilai-nilai adatnya akan memiliki rasa cinta kepada negaranya ?

Rasa cinta merupakan sebuah emosi yang kuat akan ketertarikan akan sesuatu. Biasanya seseorang rela melakukan apapun demi hal yang dicintainya. Bedasarkan opini tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak akan merasa cinta terhadap hal apapun jika tidak ada niat dan dorongan dari hati dan perbuatan yang dilakukan untuk mencintai sesuatu. Oleh karena itu, pertanyaan di akhir paragraf satu bisa bersifat ambigu. Jika seseorang sangat taat dan patuh terhadap nilai-nilai budayanya, akan tetap orang tersebut tidak memiliki niat dan keinginan untuk mencintai negaranya, maka orang tersebut dapat digolongkan ke dalam kaum konservatif.

Rasa cinta dan dicintai merupakan salah satu hal yang subjektif dikarenakan tidak memiliki tolak ukur terhadap tekanan rasa cinta itu sendiri, setiap orang memiliki karakter yang berbeda, begitu juga dalam mengungkapkan rasa cintanya akan suatu hal, dan seharusnya kita tidak menanyakan tentang kecintaan seseorang terhadap negaranya yang diasaskan dengan perbuatan orang itu, yang harus kita tanyakan adalah apa aku sudah cinta bangsaku. Karena cinta datang dari hati dan berawal dari niat dan juga ketertarikan kita akan sesuatu.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rasa cinta terhadap negara dipengaruhi oleh banyak hal, dan jika kita melakukan suatu perbuatan yang bersifat Nasionalis tanpa adanya kesadaran dan keinginan untuk mencintai Bangsa, “apakah itu bisa disebut mencintai bangsa ?”. Karena bisa saja negara kita merasa telah diberi harapan palsu dengan segala perbuatan Nasionalis yang kita lakukan, termasuk taat dan patuh kepada nilai-nilai adat yang ada di Indonesia.
 

Karya : Rasyid Andi Bachtiar
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar