Kamis, 17 Mei 2018

Agama Dan Peradaban


Pada abad ke 4 Masehi, Indonesia masuk ke dalam periode sejarah. Sebuah prasasti berjudulkan Yupa ditemukan di hulu sungai Musi. Peradaban di Nusantara ini telah beralan selama 12 abad lamanya. Banyak hal yang terjadi di tanah Ibu Pertiwi ini dalam periode yang panjang itu, namun dengan segala benturan yang ada , terciptalah Indonesia yang seperti saat ini. Pada abad ke 7 masehi, di ujung lain dari bola dunia ini, hiduplah seorang pemuda sederhana tanpa prospek tanpa lindungan orang tua. Terlalu banyak mengalami kesedihan dalam hidupnya, namun siapa yang sangka, ialah The Mercy Of All The Mandkind. Karena kesucian hatinya, berkat cinta yang dimilikinya, melalui cahaya di balik tubuhnya, terciptalah sebuah peradaban yang menunpas segala kejahatan yang tumbuh di negerinya.

Pada abad 15 Masehi, Nusantara dikategorikan sebuah paham yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Sebuah kepercayaan yang dibawa oleh para pedagang, menyebarkan aura yang tiada lain hangatnya. Paham itu disebarkan melalui sajak yang indah, pewayangan seru, dan prinsip yang mendamaikan. Tidak ada kasta di dalamnya, kaya dan miskin, semuanya sama di mata sang pencipta.

Agama hadir di Nusantara semenjak abad je 4 Masehi, bukan kemarin sore, bukan pula tahun kemarin, namun waktu yang sangat lama. Mengapa orang-orang di Nusantara memilih untuk beragama ?. Padahal, jika kita telaah lagi lebih dalam, Indonesia sebelum datangnya para penyebar agama telah memiliki local wisdom yang maju. Begitupun bangsa Dravida di India sana sebelum adanya agama sudah membangun peradaban Mohenjo Darro dan Harappa yang mahsyur nan canggih. 

Mengapa bangsa ini memilih untuk menganut suatu agama, saat mereka bisa bebas dengan apa yang mereka miliki saat ini ? jawabanya bisa kita lihat bahkan sebelum agama masuk ke Nusantara, yaitu kepercayaan manusia akan dunia yang ada setelah kematian. Dunia dimana semua orang bergembira, dimana semua keinginan dikabulkan, dimana kedamaian adalah hal abadi yang bersifat tansendens. 

Integrasi mucul oleh karena kesamaan pandangan dan poin itulah yang muncul dari tubuh Nusantara 17 abad lamanya. Indonesia memang dihuni oleh beragam agama yang berbeda, namun terdapat sebuah esensi yang sama dari berbagai agama tersebut, semua orang mendabakan kedamaian. Dalam agama, selain mendabakan goals akhirat penuh kedamaian yang menyebarkan filosofi-filosofi yang sempurna. Habluminallah dan Habluminannas, hubungan dengan tuhan dan hubungan dengan manusia. Konsep kedamaian diimplementasikan melalui beragam aturan agama yang jika ditelaah oleh ilmu dan kesadaran, akan menuntun setiap individu pada ahlak dan sikap yang luhur. Contohnya, ibadah puasa yang dijalankan oleh beberapa agama yang ada di indonesia ini. Puasa adalah seruan tuhan, dijalani dan dilakukan atas segala pengharapan atas apresiasi dari sang pencipta. Namun di sisi lain, banyak nilai-nilai integrasi yang bisa kita temukan di dalamnya, integrasi dapat terjadi akibat efektifitas komunikasi antar kelompok dan melalui puasa, secara simbolik kita memahami keadaan mereka dengan nasib yang berbeda.

Iman membawa manusia pada sebuah peradaban. Iman diperoleh dari menjalankan segala perintah agama. Manusia tidak pernah diciptakan melainkan untuk menjalakan ibadah dan ibadah mencakup hubungan manusia dengan manusia lainya. 

Ditulis oleh : Deira 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar